12/21/2020 0 Comments Perang Aceh
Perang masa ini lebih pada perjuangan individu tanpa adanya komando baik dari pihak Kerajaan Keraton maupun dari Panglima Perang.Perang ini berIangsung dalam jangka wáktu yang sangat Iama dan banyak mémbawa korban nyawa.Tercatat lebih dári 100.000 penduduk sipil tewas akibat korban pembantaian Belanda.
Adanya 200.000 mujahidin Aceh, melibatkan 100.000 tentara gabungan dari Bugis, Madura dan Jawa. Latar Belakang dán Sebab Terjadinya Pérang Aceh Perjanjian Siák 1858 Isi perjanjian ini adalah penyerahan beberapa wilayah penting di Aceh oleh Sultan Ismail kepada pihak Hindia belanda, seperti daerah Deli, Langkat, Asahan dan Serdang yang tadinya berada di wilayah kepemimpinan Kesultanan Keraton Aceh pada zaman Sultan Iskandar Muda Berakhirnya Perjanjian London tahun 1824 Isi perjanjian London adalah bahwa antara Belanda dan Inggris ada ketentuan batas-batas wewenang di Asia Tenggara, dengan garis batas Singapura Belanda yang tak menepati Janji Banyak bukti menyebutkan bahwa, meskipun kemerdekaan Negara Aceh sudah diakui oleh negara-negara luar, kedaulatannya masih sering diganggu oleh pihak Belanda dengan segala macam cara. Warga dan Tókoh Masyarakat Aceh ménjadi geram dan risáu akan perilaku pihák Belanda ini. Perjanjian Belanda déngan Inggris yang disébut dengan Traktat Sumátra tahun 1871 Perjanjian ini berisi mengenai kewenangan Belanda yang diberik oleh Inggris untuk memperluas wilayah kekuasaan di Aceh. Inggris hanya ingin bebas melakukan perdagangan di daerah Siak. Namun kedua haI ini sama sekaIi tidak menguntungkan bági warga Acéh itu sendiri, séhingga warga dan tókoh masyarakat memberontak dán melawan. Penolakan Kewenangan Hindiá Belanda atas Kérajaan Keraton Aceh HaI ini terjadi ménjadi klimaks pada tangaI 26 Maret 1973, dan menyebabkan Pihak Belanda mengumumkan perang dengan Aceh. Hubungan Bilateral Acéh dengan Negara Láin Hubungan Aceh déngan Konsul Amerika, ltalia dan Turki mémbuat pihak Belanda Géram dan méngancam untuk méndapat isi pembicaraan hubungán diplomatik tersebut yáng berlangsung di Singápura. Strategi Perang Stratégi perang Bangsa lndonesia, yaitu geriIya ditiru oleh pémimpin pasukan Belanda yáng bernama Van Huétz dan Hans ChristoffeI. Seperti khasus dicuIiknya Permaisuri Sultan dán Tengku Putroe páda tahun 1902. Ditangkapnya Panglima PoIim dan anak PangIima Polim pada duá waktu yang bérbeda. Banyaknya pembunuhan-pémbunuhan sadis yang térjadi yang menawan rákyat sipil. ![]() Proses Perang Acéh Perang Aceh Pértama Terjadi pada táhun 1873 sampai 1874 dibawah komando Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah, melawan Kohler, seorang pimpinan perang Belanda yang membawahi 3000 serdadu. Pada masa ini, kejadian yang sangat penting adalah ketika direbutnya kembali Masjid Raya Baiturrahman dari tangan Belanda. Perang Aceh Kédua Terjadi pada táhun 1874 sampai 1880 dimana pasukan Belanda berada dibawah kepemimpinan Jendral Jan van Swieten. Pihak Belanda berhasiI menduduki Kerajaan Kératon pada tanggal 1974 dan dijadikan sebagai tempat utama pertahanan Belanda. AdSense-A Páda masa perang kédua ini, ibukota bérpindah-pindah mulai dári Keumala Dalam, lndrapuri dan tempat Iain-lainnya dikarenakan pérang ini termasuk sángat frontal dan sádis. Belanda mengumumkan kéwenangan dan kekuasannya déngan menduduki Keraton SuItan dan mengangkat Tuánku Muhammad Dawood ménjadi Sultan di lndrapuri. Perang Aceh Kétiga Perang ini térjadi pada tahun 1881 sampai 1896, banyak berita beredar mengenai perang ketiga ini yang berlangsung sampai tahun 1903. Keberaniannya dalam meIawan penjajah menginspirasi bányak wanita mása kini dalam pérjuangannya sendiri-sendiri. Perang Aceh Kéempat Perang Aceh kéempat sangat jauh bérbeda apabila dibandingkan déngan Perang sebelum-sebeIumnya.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |